Mungkin sepenggal kalimat di atas terdengar romantis bagi sebagian orang, atau mungkin agak memaksakan suatu keinginan untuk memiliki dalam hubungan, atau juga pembenaran atas suatu tindakan yang belum tentu benar atas dasar Cemburu dan merasa Takut Kehilangan.
Kecemburuan yang terlalu sering dalam suatu hubungan dapat digolongkan dalam sifat yang posesif. Kecenderungan menjadi posesif dapat terjadi pada pasangan Pria maupun Wanita. Hal ini biasanya bermula dari kecemburuan akan hal-hal yang kecil yang bisa membuat pasangan kita menjadi begitu posesif. Berikut ciri-ciri pasangan yang posesif;
Kecemburuan yang terlalu sering dalam suatu hubungan dapat digolongkan dalam sifat yang posesif. Kecenderungan menjadi posesif dapat terjadi pada pasangan Pria maupun Wanita. Hal ini biasanya bermula dari kecemburuan akan hal-hal yang kecil yang bisa membuat pasangan kita menjadi begitu posesif. Berikut ciri-ciri pasangan yang posesif;
1. Selalu menanyakan “dimana? dengan siapa?”
Sering menjaga komunikasi itu baik adanya dalam suatu hubungan, tapi jika obrolan (mis: di telpon) pertama kali selalu monoton seperti percakapan dibawah ini;
Pasangan: “Hallo, lagi dimana sayang? lagi sama siapa aja?”
Ini bukan dinamakan komunikasi, tapi lebih tepatnya introgasi. Terlalu sering mananyakan hal diatas bukan berarti menandakan dia perhatian, tapi lebih tepatnya Curiga akan pasangannya dan hal-hal yang dilakukan pasangannya.
2. Jangan begini dan jangan begitu.
Hubungan yang baik tentu didasari dengan saling percaya. Apapun yang dilakukan pasangan tentu dia sudah tau batasannya jika ia memiliki komitmen dengan seseorang. Kita tidak perlu lagi mengatur, ia boleh jalan dengan siapa, telponan dengan siapa, atau bergaul dengan siapa. Semakin kita mengatur semakin pula muncul sifat posesif dalam diri kita dan membuat pasangan akan merasa terkekang.
3. Bertukar password jejaring sosial.
Hal ini yang paling kita temui sekarang, sesama pasangan harus saling tau password jejaring sosial masing-masing. Mungkin Anda pernah mengalami, ketika ingin ngobrol atau mungkin ada keperluan yang penting untuk menghubungi teman Anda lewat jejaring sosial (mis: facebook), ketika kita mengirim chat/pesan toh yang ngebalas bukan orang yang kita maksud melainkan pasangannya. Bukankah hal ini sering membuat kita merasa, “ahh.. pacaran sampe segitunya, emang tuh pacar mo dibawa lari sama facebook.” kesal bukan? Hanya karena sifat posesif yang kadang bisa menyebabkan retaknya suatu hubungan. Bukankah lebih baik saling menghormati privasi masing-masing.
4. Kemana-mana "dikawal"
“Dimana kamu, disitu aku” istilah ini mungkin dipermak sehingga kedengarannya terasa romantis, tapi coba bayangkan jika memang benar kemana-mana selalu ada pasangan Anda, mungkin awalnya akan terasa senang karena bisa selalu bersama dan betapa romantisnya pasangan kita yang rela menemani kita setiap hari, tapi lama-lama bukan tidak mungkin akan menjadi suatu kebosanan melihat wajahnya terus-menerus. Cobalah memberi kebebasan dan membiarkan pasangan kita menikmati kehidupan sosialnya sendiri, dengan tidak mengawalnya seperti "satpam" atau mungkin "anjing penjaga".
5. Terlalu ingin tau tentang Anda
Mungkin kedengaran wajar jika dalam suatu hubungan untuk saling mengenal satu sama lain. Namun, kadang dalam suatu obrolan yang menjadi perbincangan kadang menjadi satu arah menuju kepada satu pihak saja, dan mengubah perbincangan yang mungkin tadinya asik, berubah menjadi proses introgasi seperti seorang Polisi sedang menanyai seorang tersangka. Bukankah lebih baik jika kita berbagi tentang kehidupan kita secara perlahan-lahan untuk dapat saling memahami satu sama lain.
Mungkin saat ini Anda merasa pasangan Anda ada dalam kriteria di atas, tapi Anda jangan takut atau merasa ingin meninggalkan pasangan Anda. Percayalah bahwa sifat posesif itu dapat dihilangkan, dengan menumbuhkan rasa saling percaya satu sama lain. Jika memang pasangan Anda demikian susah untuk menjadi tidak posesif terhadap Anda, mungkin ini saatnya Anda mencari seseorang yang lebih baik dari dia. It’s simple “Just take it, or leave it!”
Best regards,
Anto Burdam
Anto Burdam
0 Comments